October 6, 2025
Kaltara Nunukan

Terapung Dua Hari di Laut Malaysia, Nelayan Sebatik Akhirnya Pulang Selamat ke Nunukan

  • Agustus 3, 2025
  • 2 min read
Terapung Dua Hari di Laut Malaysia, Nelayan Sebatik Akhirnya Pulang Selamat ke Nunukan

Kalimantan Raya, Nunukan – Setelah dua hari terombang-ambing di laut lepas Malaysia pasca kapalnya karam, Rahmat, nelayan asal Pulau Sebatik, akhirnya bisa memeluk keluarganya kembali. Ia dipulangkan ke tanah air pada Jumat (1/8) melalui Pelabuhan Internasional Tunon Taka, Nunukan, difasilitasi oleh Konsulat Republik Indonesia di Tawau, Malaysia.

Proses pemulangan Rahmat diawali dengan penandatanganan dokumen serah terima oleh Pejabat Protokol Konsuler I KRI Tawau, Calderon Dalimunthe, dan Wakapolsek Sebatik, Ipda Musnih. Konsul RI Tawau, Aris Heru Utomo, menyampaikan rasa syukur atas keselamatan Rahmat, serta mengingatkan pentingnya kelengkapan alat keselamatan dan dokumen pelayaran bagi nelayan yang berlayar lintas negara.

“Peristiwa ini jadi pelajaran penting agar nelayan menggunakan perangkat keselamatan seperti pelampung, serta memiliki izin berlayar resmi dari instansi terkait,” ujar Aris.

Konsulat RI turut menyerahkan data medis Rahmat serta surat rujukan dari Hospital Tawau untuk RSUD Nunukan, jika perawatan lanjutan diperlukan.

Rahmat ditemukan oleh seorang nelayan Malaysia di perairan Batu Payung, Tawau, Senin (21/7/2025), dalam kondisi lemas namun selamat. Ia sempat menjalani perawatan di Hospital Tawau selama sepekan sebelum ditampung sementara di shelter KRI Tawau. Saat tiba di Nunukan, Rahmat terlihat sehat dan berseri—rasa syukur dan kelegaan tak bisa disembunyikan dari raut wajahnya.

Setibanya di pelabuhan, ia langsung diperiksa tim medis Klinik Pratama Polres Nunukan. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi vitalnya stabil. Rahmat pun langsung dipulangkan ke keluarganya.

Musibah bermula pada Sabtu malam (19/7), saat kapal kayu bermuatan 250 paket gula bertolak dari Malaysia menuju Pulau Sebatik. Sekitar pukul 23.00 WITA, kapal mengalami kerusakan mesin dan dihantam gelombang tinggi di perairan Tanjung Aru.

Komandan Lanal Nunukan, Letkol Laut (P) Primayantha Maulana Malik, menjelaskan bahwa air masuk ke lambung kapal, hingga akhirnya kapal tenggelam. “ABK berusaha menyelamatkan diri dengan alat pelampung seadanya,” kata Primayantha.

Dari tiga awak kapal, dua berhasil selamat. Arifin Nurman (29) lebih dahulu ditemukan oleh kapal reguler Sadewata pada Minggu (20/7) dan dirawat di Puskesmas Sebatik. Rahmat menyusul ditemukan sehari kemudian. Sayangnya, nahkoda kapal, Hasim Bin Hatta alias Acok, ditemukan meninggal pada Selasa (22/7), sekaligus menandai berakhirnya operasi pencarian oleh tim SAR gabungan.

Peristiwa ini kembali mengingatkan akan pentingnya keselamatan pelayaran, terutama di perairan lintas batas yang rawan cuaca buruk dan keterbatasan pengawasan.