November 28, 2024
Advetorial

Triwulan III, Ekonomi Kaltara Bakal Tumbuh 7,60 Persen

  • Juni 7, 2018
  • 3 min read
Triwulan III, Ekonomi Kaltara Bakal Tumbuh 7,60 Persen

– Dipengaruhi Percepatan Realisasi Proyek Infrastruktur Pemerintah

TANJUNG SELOR – Perekonomian Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada triwulan III 2018 diperkirakan tumbuh pada kisaran 7,20 hingga 7,60 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Ini didasarkan pada hasil Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kaltara yang dirilis Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Provinsi Kaltara pada 4 Juni lalu.

Dari sisi lapangan usaha, meningkatnya ekonomi Kaltara bersumber dari peningkatan kinerja lapangan usaha konstruksi. Percepatan pembangunan infrastruktur di Kaltara akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dari sisi lapangan usaha konstruksi. “Akselerasi pembangunan infrastruktur pemerintah daerah diperkirakan lebih besar pada triwulan III 2018,” kata Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, Rabu (6/6).

Percepatan realisasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Tahap I sebesar 900 megawatt di Kecamatan Peso, Bulungan. Perkembangan terkini yaitu pembebasan lahan untuk lokasi bendungan sudah selesai dan pembangunan PLTA akan dimulai pada Juli 2018 diawali dengan mobilisasi alat ke lokasi pembangunan. “Proyek infrastruktur lainnya yaitu pembangunan RSUD Tipe B Tanjung Selor yang nilai proyeknya mencapai 12 persen dari total APBD Provinsi Kaltara pada triwulan III 2018 dan pembangunan RS Pertamina di Tarakan dengan nilai investasi mencapai Rp 200 miliar yang sudah berjalan di pertengahan triwulan II 2018,” urai Irianto.

Dari lapangan usaha pertambangan, komoditas batubara masih akan menjadi

pendorong pertumbuhan ekonomi Kaltara di triwulan III 2018. Dari sisi pengeluaran, meningkatnya kinerja ekspor luar negeri dan investasi pada triwulan III 2018 turut memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian Kaltara. “Meningkatnya kinerja ekspor luar negeri sejalan dengan kenaikan kinerja lapangan usaha pertambangan, terutama pada komoditas batubara yang menguasai pangsa ekspor luar negeri Kaltara. Kenaikan produksi batubara didukung oleh pembukaan site tambang baru, juga kembali beroperasinya beberapa perusahaan batubara pasca membaiknya harga komoditas juga turut mendorong kenaikan produksi batubara,” beber Gubernur. BI juga memperkirakan investasi diperkirakan tumbuh membaik dengan didorong oleh peningkatan realisasi investasi bangunan dan non bangunan baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.

Sementara itu Kepala KPw BI Kaltara Hendik Sudaryanto, diprediksi secara kumulatif tahunan, ekonomi Kaltara 2018 akan kembali tumbuh lebih baik dibandingkan tahun lalu dengan range sebesar 6,70 hingga 7,10 persen (yoy). Penopang utama diperkirakan berasal dari sektor konstruksi sejalan dengan terus berlanjutnya percepatan pembangunan PSN dan infrastruktur yang dilakukan sepanjang 2018. Selain PSN dan PLTA Kayan, infrastruktur lainnya juga mempengaruhi, utamanya infrastruktur dengan skema multiyears seperti pembangunan jalan perbatasan di Mansalong-Tau Lumbis, Malinau-Long dan Bawan-Long Midang. Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pembangunan jalan paralel perbatasan di Kalimantan Utara terus digenjot. “Pengerjaan jalan perbatasan sepanjang 200 kilometer untuk Kaltara akan dilakukan bertahap, pembukaan jalan sepanjang 127 kilometer pada 2018 dan sisanya pada 2019,” jelas Hendik.

Kinerja konsumsi swasta diperkirakan akan tumbuh meningkat yang didorong oleh

perbaikan ekonomi dan tersedianya lapangan kerja seiring dengan pembangunan proyek strategis di berbagai wilayah di Kaltara. Lapangan usaha lainnya yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Kaltara yaitu yaitu lapangan usaha pertanian dan transportasi. “Hasil konfirmasi dengan asosiasi pengusahan kelapa sawit di Kaltara, prospek perkebunan sawit di Kaltara tahun ini akan lebih baik didukung oleh peningkatan luas tanam dan lahan serta beroperasinya beberapa pabrik

baru pengolahan kelapa sawit,” urai Hendik. Sedangkan, peningkatan lapangan usaha transportasi berasal dari dibukanya berbagai rute penerbangan baru di Kaltara dan dukungan program Subsidi Ongkos Angkut (SOA) angkutan udara oleh Pemerintah.(humas)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *