Warga Muara Badak Resahkan Rehabilitasi Jembatan Sambera yang Dinilai Tak Sesuai Spesifikasi

SAMARINDA – Warga Kecamatan Muara Badak meresahkan proyek rehabilitasi Jembatan Sambera, Desa Tanjung Limau, Kabupaten Kutai Kartanegara, yang menggunakan dana besar namun hasilnya justru tak sesuai dengan spesifikasi seharusnya.
Diketahui, Jembatan Sambera ini kerap dikeluhkan masyarakat lantaran sering rusak, berlubang dan membahayakan bagi pengendara yang melintas. Dan dilakukan rehabilitasi yang rampung pada Januari 2022 lalu.
Tetapi, baru satu bulan rampung, jembatan tersebut sudah mengalami kerusakan. Di mana, terdapat plat lantai jembatan yang sudah terlepas. Alhasil menimbulkan banyak pertanyaan dari warga sekitar.
“Kami pertanyakan apakah perencanaan perbaikan dengan anggaran yang begitu besar tapi pekerjaannya hanya melapisi lantai dengan plat,” ucap Warga Muara Badak Andi Toba.
Toba mempertanyakan proyek rehabilitasi jembatan yang memakan anggaran hingga Rp1 miliar ini. Dikatakan dia bahwa apakah perencanaan yang dibuat sudah sesuai.
“Apakah memang desain rehabilitasi perbaikan yang seperti itu saja. Dalam artian hanya melapisi lantai jembatan dengan plat dan di las,” keluhnya
Menurut dia, semestinya pemerintah Kukar melalui dinas terkait harus memberikan penjelasan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah setempat baik kecamatan ataupun desa harus angkat bicara.
“Apakah sudah melakukan fungsi pengawasan sesuai tupoksinya yang ada dalam kegiatan pekerjaan rehabilitasi jembatan tersebut ataukah melakukan pembiaran saja ? Dan menurut kami apakah kontraktor pelaksana pekerjaan ini sudah bekerja sesuai dengan RAB (Rancangan Anggaran Biaya,Red) yang di sepakati, baik dari konsultan perencana ataupun teknis,” jelasnya.
Menanggapi hal ini, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar Restu Irawan mengatakan, secara kontruksi perbaikan jembatan memang tidak terlalu kelihatan. Sebenarnya, untuk penguatan pipa-pipanya sebab kendaraan yang melintas di atas jembatan itu yang bermuatan besar.
“Jadi yang kami ambil tindakannya, kami lakukan penguatan jembatan dulu,” kata Restu.
Lantai jembatan yang mengunakan kayu masih tetap dipertahankan. Hanya saja, yang dianggap rusak dan tak layak diganti dengan pipa-pipa supaya lebih kuat dan aman.
Dia menyebutkan, anggaran perbaikan jembatan ini sebesar Rp 1,1 miliar sudah termasuk pajak, sedangkan tanpa pajak sekitar Rp 900 juta. Ia mengaku, tidak dilakukannya semenisasi karena belum ada penguatan pondasi sehingga dikhawatirkan akan runtuh. “Makanya harus diperkuat dulu di lantai bawahnya,” jelasnya.
Selain itu, dipasang juga plat baja di setiap sisi jembatan guna memudahkan kendaraan bermotor melintas. Sebab, terdapat keluhan dari masyarakat setempat akibat banyak kendaraan roda dua yang terjatuh akibat licin.
PU Kukar kata dia, ke depan berencana menganti jembatan Sambera sesuai spesifikasi jembatan pada umumnya. Karena jembatan yang saat ini, dulunya dibangun oleh perusahaan jadi metode kontruksinya berbeda dengan spesifikasi di PU.
“Kami coba sampaikan kalau bisa diusulkan dari kecamatan pergantian jembatan. Kalau misalnya gol, kita bangunkan jembatan sesuai spesifikasi ke bina margaan,” tutupnya.