November 25, 2024
Opini

Kompetensi Komunikasi Dalam Menghadapi Tantangan di Era Digital

  • Desember 26, 2022
  • 6 min read
Kompetensi Komunikasi Dalam Menghadapi Tantangan di Era Digital

SAMARINDA – Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) membuat banyak perubahan pada aspek kehidupan di masyarakat. Covid-19 tak hanya memberikan dampak adanya korban berjatuhan di mana-mana, namun juga terdapat sisi baik yang dapat diperoleh.

Sebagaimana pepatah Jawa mengatakan Ngelmu iku kelakone kanthi laku, yang memiliki arti menguasai ilmu itu tercapainya lewat proses, perjalanan, lahir maupun batin.

Seperti itulah yang telah terjadi di masa kini, mulanya Covid-19 menjadi sebuah wabah yang menyeramkan, membuat berbagai aspek kehidupan merosot seakan jatuh dari tempat ketinggian. Tetapi secara perlahan justru membuat masyarakat menjadi lebih kreatif dalam memanfaatkan perkembangan zaman era digital ini.

Perkembangan teknologi begitu cepat yang merambah ke berbagai hal seperti sosial, ekonomi dan politik membuat aktivitas berubah drastis, juga dalam skala besar.

Kondisi yang ada membuat sebagian masyarakat perlu penyesuaian mendalam untuk menjalani kebiasaan baru di kehidupan ini, khususnya pada profesi yang bersentuhan dengan masyarakat secara langsung.

Kali ini akan mencoba untuk menjawab tantangan profesi dan kompetensi komunikasi yang dapat dijadikan alternatif utama di era digital pasca pandemi ini.

Pembahasan yang berfokus pada tantangan akan disimulasikan dalam dua bidang profesi komunikasi yang berbeda. Komunikasi ini pun terbagi menjadi dua, pertama berfokus pada bidang korporat dan kedua pada bidang massa.

Kedua profesi ini tentu memiliki tantangan berbeda, apalagi di masa digital pasca pandemi banyak persaingan serta perlu memanfaatkan dan menguasai teknologi. Karenanya akan disajikan jawaban mengenai tantangan tersebut.

Integrity and personality

Pesatnya perkembangan teknologi di era digital pasca pandemi menyebabkan meningkatnya minat kerja di bidang komunikasi massa, tidak jarang ditemui masyarakat yang bekerja pada bidang ini karena banyaknya penggunaan media sosial dan teknologi yang kian maju.

Jurnalis Surat Kabar Harian (SKH) Koran Kaltim, Faishal Alwan Yasir mengaku menjadi seorang pewarta di Kota tepian sejatinya masih dalam kategori baru, yakni berjalan tiga tahun.

Ia menjalani profesi jurnalis sejak dirinya dinyatakan lulus menjadi seorang sarjana di Fakultas Hukum Universitas Mulawarman pada 2019 lalu dan bertahan hingga sekarang.

“Cukup panjang perjalanan hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi penulis,” kata Isal sapaannya, Senin (21/11/2022) lalu.

Isal menerangkan tantangan dalam profesi yang digelutinya kini sangatlah kompleks mulai dari disiplin, percaya diri, mental, integritas, minat belajar, dan kualitas pun menjadi sebuah persoalan utama yang mesti dimiliki oleh seorang penulis.

Tantangan ini lanjut dia, sejatinya lebih menyasar kepada individu pewarta dalam menjalankan tugas-tugasnya berdasarkan aturan main yang ada yakni Kode Etik Jurnalis (KEJ) sebagai pedoman.

“Jadi tantangannya itu lebih ke personalitasnya aja. Bagaimana kita bisa memahami narasumber. Mau belajar tentang hal baru, disiplin dan yang terpenting jadikan jujur sebagai kebiasaan,” terangnya.

Pria kelahiran Kota Samarinda 26 tahun silam ini menjelaskan bahwa sejatinya tatkala menjadi seorang jurnalis terdapat banyak tekanan. Tak hanya soal mencari informasi saja, tetapi bagaimana menjalankan tanggung jawab dengan batas waktu yang telah ditentukan.

“Saya punya prinsip pantang menolak tugas dan pantang tugas tak terselesaikan. Saya juga selalu yakini bahwa tidak ada kata tidak bisa, yang ada tuh males aja,” sebutnya.

Selain itu, dirinya pun berpesan bahwa dalam menjalani profesi sudah semestinya harus dicintai layaknya menganggap hobi yang bergaji.

“Nikmatin prosesnya, dibawa enjoy saja. Tidak ada kata sulit kalau kita mau mencoba dan belajar,” pesannya.

Kunci sukses adalah kesabaran

Sales Food and Beverages (F&B) Ivory Restaurant Mercure Hotel Samarinda, Faredina Putri menyampaikan menjalani profesi sebagai sales cukup berat dan tidak semudah dari yang dipikirkan.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa berprofesi sebagai sales hanya bekerja membagikan informasi atas produk yang dipasarkan kepada orang lain saja. Namun, dibalik itu seorang sales harus memiliki kesabaran dan juga tingkat percaya diri yang tinggi, ditambah maraknya persaingan bisnis yang dihadapkan pasca pandemi seperti saat ini, masih ada saja masyarakat yang memandang profesi sales dengan sebelah mata.

“Sebagai sales, pasti ada beberapa promosi paket khusus yang mesti dibagikan, salah satunya pada Tahun Baru Cina. Paket tersebut disediakan untuk semua orang, disaat orang lain tidak mengetahui produk itu apa dan terkadang saya kesulitan untuk menjelaskan kepada semua orang mengenai paket tersebut, hal itulah yang menjadi kendala sekaligus tantangan buat saya,” ucap Febri, Kamis (24/11/2022).

Mendapat penolakan dari customer bukanlah hal yang baru dialaminya. Namun itu justru dijadikannya sebagai tantangan yang harus dilalui bukan penghalang. Menjadi seorang sales tentu harus lebih kreatif dalam mengatur dan menerapkan strategi untuk menarik pengunjung.

“Jadi bagaimana cara agar saya bisa menyampaikan kepada semua orang mengenai semua paket tersebut dengan beberapa penolakan yang saya terima dari orang banyak. Apalagi sebagai sales, kami mempunyai target yang harus dipenuhi,” tuturnya.

Kendati demikian, Febri percaya dan yakin bahwa tidak ada usaha yang menghianati hasil, karenanya ia tak kenal lelah untuk terus berjuang disetiap harinya.

Dalam dunia bisnis di era kekinian perlu menerapkan kreatifitas-kreatifitas guna dapat bersaing dengan pesaing bisnis. Terkadang perlu menyesuaikan hal-hal yang dimiliki dan belum dimiliki oleh pebisnis lain untuk dapst diterapkan di tempat kerjanya

“Sekarang kan udah ada yang namanya gofood dan semacamnya, jadi bagaimana kita bisa menghadirkan produk kami agar bisa sampai ke penikmatnya. Karena kan di samping itu tiap perusahaan atau pebisnis itu ingin berkembang dan memiliki tujuan. Saya juga percaya bahwa rejeki setiap pebisnis itu sudah ada takarannya masing-masing,” jelasnya.

Febri menuturkan bahwa perlunya mempelajari bagaimana cara agar produk yang dipromosikan dapat sampai ke target penjualan, baik melalui penyebaran iklan-iklan di beberapa tempat, atau memanfaatkan sosial media sebagai wadah agar produknya sampai kepada targetnya.

Dalam hal ini, ia juga menjelaskan dalam menjalani profesi sebagai sales, kuncinya yaitu butuh kesabaran yang tinggi, ikhlas dan menikmati prosesnya untuk mendapatkan hasil yang diinginan. Namun ia mengatakan, menjadi seorang sales merupakan pekerjaan yang juga ia senangi selama kurang lebih dua tahun ini.

“Memang tidak mudah, harus diketahui bahwa kalau setiap profesi yang dijalani tiap orang pasti ada tantangan yang akan mereka hadapi,” tutupnya.

Dari dua informasi tadi bisa dilihat bahwa, pentingnya komunikasi tidak dapat lepas dari kehidupan tiap manusia. Komunikasi di era digital pasca pandemi harus tetap ada untuk dapat beradaptasi dengan kondisi yang dapat berubah sewaktu-waktu ditambah teknologi yang terus berkembang.

Maka hal ini sangat dibutuhkan karena profesi ini menyasar pada semua sektor pekerjaan dengan memaksimalkan kompetensi yang dimiliki serta mampu bersaing sesuai dengan bidang yang diminati sekaligus mengetahui lebih dalam mengenai hal ini yang bertujuan membantu dan memahami perkembangan komunikasi di era digital akan memberikan energi positif bagi mahasiswa maupun mahasiswi, untuk melihat sejauh mana teknologi dapat di manfaatkan dalam perkembangan zaman yang semakin maju.

 

Tentang penulis :
Ain Ratu Syafana, kerap disapa Ain. Mahasiswi Semester I Program Studi Ilmu Komunikasi S1 angkatan tahun 2022, di Universitas Mulawarman Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *