Dari Deflasi ke Inflasi, Kaltara Alami Peningkatan Kembali
TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara mencatat untuk inflasi month to month atau (mom) pada bulan Oktober sebesar 0,17 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,80 persen.
Sebelumnya tiga bulan belakangan, BPS Kaltara mencatat adanya deflasi di Kaltara yakni pada September inflasi sebesar -0,09 persen dengan tingkat inflasi year to date (y-to-d) 0,80, bulan Agustus nilai inflasi sebesar -0,19 (mom) dan tingkat inflasi (y-to-d) sebesar 0,89 persen.
Sedangkan pada bulan Juli tingkat inflasi (mom) sebesar -0,01 persen dan tingkat inflasi (y-to-d) sebesar 1,08 persen. Namun fenomena ini masih dikatakan lumrah oleh Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai.
Menurutnya, beberapa pemicu inflasi jika diurutkan dari belakang di awal tahun terjadi kenaikan cukup tinggi pada bahan makanan, terutama beras.
“Namun seiring bertambahnya sumpali beras karena masa panen raya biasannya kan Januari, Februari dan Maret. Lambat laun harga beras juga mengalami penurunan,” kata Masud Rifai, Jumat (1/11/2024)
Mas’ud juga menjelaskan bahwa deflasi panjang yang sempat terjadi di bulan Juli, Agustus dan September karena adanya penurunan harga bahan-bahan di makanan seperti beras dan sayur-sayuran.
“Nah sekarang ini trednya memang sedang mengalami kenaikan lagi, walaupun untuk kenaikannya minimalis. Ini dapat dilihat dari angka inflasi (mom) hanya 0,17 persen,” jelasnya.
Mas’ud mengatakan bahwa hal ini juga dapat dilihat dari andilnya komoditas penyumbang inflasi tidak ada yang mengalami kenaikan diatas 0,1 persen.
“Sehingga kenaikan yang terjadi pada Oktober ini sebetulnya masih alami dan masih lumrah, karena dari sisi angka pun masih sangat kodrat sekali,” ucapnya.
Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang mana trend deflasinya tidak panjang, hanya di bulan September dan Oktober untuk semester II.